Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 September 2008

Tentang Nanti

Ada ketakutan, begitu banyak ketakutan
Haruskah ketakutan itu ada?
Aku takut tak bisa membahagiakanmu
Aku takut tak mampu mendampingimu
Aku takut tak dapat menghadapi sikapmu
Aku takut bila tak diterima
Aku takut
Dimana aku harus tinggal nanti
Dan melewati hari-hariku dengan seseorang yang dapat terbilang asing
Yang baru mengenalku beberapa tahun ini
Bukan sejak aku hadir di dunia
Bagaimana aku mengurusi keluargaku
Bagaimana dengan anggota keluarganya yang lain
Bagaimana aku menangani anak-anakku
Sanggupkah aku untuk menjadi
Sanggupkah aku untuk memulai
Sanggupkah aku untuk membangun
Sanggupkah aku
Mampukah aku
Dapatkah aku
Ada banyak ketakutan yang seharusnya tak kutakutkan
Bukan dimana aku melangsungkan
Bukan kapan aku melalui
Bukan siapa saja yang harus menghadiri
Bukan apakah menu itu enak atau tidak
Bukan tentang gaun atau pelaminan
Bukan tentang semua itu
Tapi semua tentang nanti
Tentang hariku di depan sana
Hari yang masih panjang
Yang masih perlu dipelajari
Masih harus dilalui
Dan harus aku hadapi...

Minggu, 24 Agustus 2008

Pergilah

Dan pergilah,,, silahkan pergi saat ini aku tak lagi butuhkanmu

Dan pergilah dengan semua kata-katamu

Dan pergilah bila saat ini ternyata kau telah menemukannya

Dan pergilah,,,

Harusnya dari dulu kau lakukan itu

Dan apa maksudmu

Dan apa maumu

Lagi aku tak mengerti, tak pernah,,,

Harusnya dari dulu kau lakukan itu,,,

Dan tak berikanku harapan

Dan tak berikanku mimpi

Dan tak berikanku kebahagiaan-kebahagiaan sekejap

Yang seharusnya tak perlu kurasakan karena

Hanya akan menyakitkan,,,

Aku Mmmuakk

Ketika matahari mulai terbenam

Kau pancarkan lagi keajaiban

Senyummu seperti malaikat yang turun dari langit

Tapi kulihat kau

Aromamu seperti setan yang berkeliaran

Ditengah derail kepedihan semua insane

Kau tertawa mungkin saat ku terluka

Mengumbar lagi nafsu yang membara

Jasadku disini penuh dengan hina

Kau coba hantam lagi dengan pisau tajam yang lagi melukai separuh jiwaku



Enyahlah kau pergi!!!

Jangan datrang lagi aku muakk!!!

Mukamu seperti tai!!!

Nafasmu menggila seperti kera



Kau lembut lagi

Tapi kau lukaiku lagi

Kau tertawa

Kau datang hanya pada saat kau luka

Tapi saat kuluka kau tak pernah ada

Aku sakit

Apa maumu?

Kenapa kau tak pergi saja

Dan tak lagi lukai aku

Karena aku sudah cukup

Luka….

KEKASIH MACAM APA?


Selamat ulang tahun pacarku. Terimakasih untuk malam ini. Terimakasih banyak. Selamat atas perayaan yang kau terima, jika itu sudah cukup dapat membuatmu bahagia... Selamat, karena tanpa perlu ada aku, kamu sudah mendapatkan apa yang bisa membuatmu tersenyum. Dan mungkin bersamanya.

Selamat. Selamat. Selamat.

Ternyata ada yang dapat lebih mengerti dirimu.

Ntah kata apalagi yang dapat kuucap? Aku rasa itulah kata yang memiliki kasta dan makna yang paling tinggi untuk malam ini...

Bercampur antara kebahagiaan dan kesedihan di hatiku...

Dan aku tak ingin air mataku jatuh saat aku harus mengucap kata lebih dari itu.


Maaf... tak ada apapun yang bisa aku berikan malam ini. Aku merasa kecewa terhadap diriku sendiri... Mengapa tak ada apapun? Tak adakah sedikitpun yang dapat aku berikan?

Kekasih macam apa aku?


Aku berdiri lemas. Hingga saat dimana telepon ini masih kugenggam erat. Dan masih tersimpan pesan darimu.

Aku mencoba beranjak dari tempat ku berdiri dan kuletakkan rasa pedih itu.

Dari balik jendela aku lihat bulan begitu bulat. Begitu indah. Begitu terang. Tak seterang biasanya. Cahayanya begitu indah.

Langit pun terlihat sangat cerah dan bercahaya. Tak ada mendung. Tak ada hujan. Tak ada petir. Tak ada badai.


Aku berjalan menuju cermin. Aku berharap semoga ada satu titik terang disitu.

Kutatap dengan dalam setiap inci lukisan tubuhku didalamnya. Namun semua terlihat hitam. Hingga ku tiba di sebuah titik. Titik hitam hatiku.

Tak ada sesuatu yang indah.

Tak ada sesuatu yang terang.

Tak ada suatu cahaya apapun yang menunjukkan tanda kecerahan.

Yang kulihat ada mendung di bibirku.

Aku melihat ada hujan dimataku.

Terdengar suara petir di hatiku.

Dan ada badai besar dalam jiwaku…


Kekasih macam apa aku??


Seharusnya aku bahagia, karena malam ini pun kamu bahagia. Meski kamu dengannya... Dan bukan denganku...

Betapa hancurnya hati dan jiwaku... Tapi kau tak tahu.

Sekali lagi, kekasih macam apa aku?

Aku ingin melewati malam ini bersamamu.

Tapi kau tak tahu... Dan tak akan pernah tahu...


Kekasih macam apa aku...?


Aku ingin menyembunyikan semua ini sayang. Aku ingin tak ada seorang pun yang tahu tentang hitam dihatiku. Tidak mereka. Tidak juga kamu.

Biarkan aku bersembunyi dibalik senyum dan tawaku.

Dibalik retina dan jemariku.

Aku tak ingin kamu kecewa dan melewatkan semua bahagiamu. Di hari besarmu.

Aku ingin kamu tertawa lepas. Aku ingin kamu menunjukkan senyum terbaikmu, padaku.

Meski hancur aku rasakan. Serta pedih yang harus aku terimakan.

Yang hanya bisa kutuliskan dibalik PC.

Tanpa bisa aku ucapkan.

Dan kamu tetap tidak tahu dan tak akan pernah tahu

Hatiku.


Sekarang...

Bolehkah bibirku untuk tak berkata,

Kekasih macam apa aku?

Karena kini hatiku lah yang terus berkata berulang ulang


Sayang,

Kekasih macam apa kamu...?




24 Agustus 2008

02:07

Soundtrack For Tonite

Sabtu, 23 Agustus 2008

Biar

9 januari 2006


Biar. . .

Biarkan aku dengan duniaku

Jangan Tanya aku

Dan biarkan aku menemukan apa yang kucari dalam mimpiku


Biar. . .

Jangan hentikan tawaku

Akupun takkan menghentikan tawamu

Dan biarkan aku tertawa bersama khayalanku


Biarkan. . .

Biar aku lepaskan semua penat di dadaku

Dan sakit di kepalaku

Izinkan aku untuk tersenyum

Dan aku akan membiarkanmu juga ikut tersenyum


Canda ria

Gelak tawa

Mungkin esok takkan ada


Berbahagialah

karena hari ini kau masih dapat melihatku tertawa

dan esok mungkinku telah tiada. . .

Im Alive With The Coffee

Dingin sekali…

Aku biarkan kopi dalam gelas itu mendingin

Asapnya hilang dan wanginya tak lagi tercium

Tak kuhiraukan lalat yang hinggap

Kubiarkan ia berenang di dalamnya

Jorok sekali. . .

Memang!!

Ya, itulah aku…

Seharusnya semua telah mengenalku dengan baik

Aku yang seperti itu

Dan aku yang seperti ini…


Dalam hitungan menit lalat itu pasti mati!

Kuambil dengan sendok yang sudah sejak pagi tadi kupakai

Kusisihkan…

Dan, yah. . .

Kopi itu masih bisa kuminum lagi

Toh sampai detik ini aku masih hidup

Dan tak kekurangan sesuatu apapun. . .


Bahkan mungkin,

Lalat itu telah menyelamatkan nyawaku


Kalau saja kecoak yang berenang di dalam kopiku itu

Mungkin aku takkan ada disini saat ini

Dan tak dapat meminum kopi lagi. . .

Ada Satu Teman Disana

13 Januari 2005


Cuma ada satu teman di dunia ini

Ntah itu yang dinamakan teman sejati atau bukan

Tapi kuyakin ada satu teman disana

Yang pasti dia selalu menugguku

Membantuku

Sedikit meringankan bebanku

Walau hanya dengan tawanya

Cerianya…

Dan kata-kata yang sedikit dapat menenangkan perasaanku…


Temanku yang ada tak seperti itu kini

Yang ada hanya basa-basi

Dan pikirkan diri sendiri

Tak gunakan lagi hati nurani

Hanya benci, dan membenci


Cuma ada satu teman di dunia ini

Dan aku tak pernah tahu apakah itu teman sejati

Yang kutahu hanya teman yang mencari simpati

Memberi janji

Dan akhirnya dia akan menyakiti


Tapi tetap kuyakin ada satu teman disana

Yang akan membantuku

Menemaniku

Menghiburku

Tak peduli ia terlihat atau tidak. . .


Not…. Makasih banyak ya say…

Jumat, 22 Agustus 2008

SAMPAH

21 Februari 2006


Kau bukan sampah

Aku yakin, aku tahu dan kusangat yakin semua tahu

Aku, kau bukan sampah

Sampah itu bau, and I don’t smell it on your body…

Hanya saja mungkin, kau yang membuat dirimu terlihat seperti…

Sampah!!!

Tapi,,,situ tenanglah…aku tak akan membuangmu

Bahkan kau tak akan menganggap itu sepertinya

Seperti NYA

NYA…

DIA…

Seseorang yang pernah menganggap aku telah membuangnya

Padahal tak pernah tersirat sedikitpun untuk membuang NYA

Heuh…padahal emang dia aja yang pengen dibuang

Dan dalam keadaan itu seolah-olah akulah yang telah membuangnya

Ups…

Tapi, kuharap tidak denganMU…

Karena aku tak ingin…

Yah mudah-mudahan saja tidak seperti kau membuangnyaaaaa

NYA siapa lagi???

Apa benar kau membuangnya??

Semudah itukah?

Tentu saja aku akan terus berhati-hati

Karena mungkin saja kau lakukan itu pada diriku, ya kan??

Ya dong… masa ngga iya doOn…


Kau telah mencinta, dan dicintai kekasihmu, ini tak adil bagiku

Hilanglah tanpa tinggallah hampa…


Gembiraku, Tangisku

Wednesday, 17 November 2004

Dalam kesendirian ini sesungguhnya aku menangis

Aku terlempar dalam keberadaanku sendiri

Di tengah decak kagum orang-orang disekitarku,

aku rasakan kehampaan diri

Pujian demi pujian menyapaku

Mereka menatap dengan penuh harap dan seakan pujian itu berubah menjadi sebuah TUNTUTAN.

Aku menangis dalam tawaku

Aku marah dalam gembiraku

Dan semakin hari semakin kurasakan ada sedih dalam setiap KEBAHAGIAANKU.

Kamis, 21 Agustus 2008

KAH?

22 desember 2004



Mungkin bisa dikatakan tepat untukku
Tapi dikatakannya kejam
Aku terhuyung lemas saat nadi ku hentikan

Aku menari hari ini
Tapi kupun juga menangis

Ohhh….
Adakah yang melihat ini?

Aku hanya ingin tertawa sedikit saja, bolehkah?
Tapi ku tak mau dibalik sana kau menangis
Aku tak sekejam itu, teman

Aku merindukanmu
Jujur
Tapi aku pun ada yang lain
Yang kurindukan, bolehkah?

Dosakah aku….?

Aku ingin tersenyum sedikit saja, bolehkah?

-Untuk semua yang ada dihatiku-

Untuk Dia

Disini ada untaian kata yang tidak pernah bisa untuk terucap,
dan disana ada beribu tanya yang tak pernah terjawabkan.
Risau, sebenarnya ini kurasakan bertahun lamanya.
Namun sepertinya aku terus memaksa untuk mencari jawaban itu darimu
Haruskah dikatakannya salah bila wanita ini ingin meminta
Atau bahkan apakah ini akan menjadi sebuah dilemma yang tak berbahasa?
Aku memang bukan manusia sempurna,
Semua keterbatasan ada padaku,
Dan mungkin itulah yang membuatmu merasa malu akanku.
dan mustahil bila aku ingin dapatkan kesempurnaan itu darimu
Tabukah adaku?

Bintang memang bersinar sangat terang saat kita bersama
Tapi mungkin, malam itu kita menunjuk bintang yang berbeda.
Aku tahu pasti, kau tak bisa memahami apa yang kuyakini
Karena satu hal itulah saat ini aku menutup mata, telinga,
Dan bahkan hatiku…

Mungkin bukanlah sebuah hal yang istimewa bagimu ketika aku mencoba untuk memahami apa yang kau yakini
Dan malam ketika bintang itu kembali datang
Bukanlah tak mungkin kau akan menunjuk bintang yang berbeda lagi
Harapan terbesar dariku adalah kau bisa mengerti
Tapi ternyata semua proses itu membuatku sakit hati

Cinta, harapan, mimpi dan kenyataan ternyata begitu sulit untuk sejalan
Ketika cinta datang, harapan itu tiba dan mengikuti jejaknya
Tapi kenyataan kerap menghancurkan apa yang diimpikan
Seperti kera di dalam jala aku pun terperangkap dalam mimpiku sendiri
Dan kau, terlalu jengah hanya untuk membangunkanku dari mimpi

Kelak nanti wanita ini pun akan tersadar, dan terbangun dari mimpinya
Kemarahannya akan meledak ketika ia tersadar di tengah mimpi indahnya
Karena ia tahu itu tak akan ia dapatkan dalam dunianya yang nyata
Yang ada hanyalah impian semu yang tak berarti
Tapi entah mengapa ia tetap tegar menjalaninya
Mungkin karena
Cinta.

Kini yang dapat aku lakukan hanyalah menunggu keajaiban
Ketika tiba saatnya ku berani mempertanyakan kesungguhanmu
Dan kau berubah pikiran lalu menunjuk bintang yang sama denganku
Kelak saat itu aku siap untuk mempercayakan hidupku padamu…


Aku menunggumu. 10-06-07